Pertumbuhan dan perkembangannya sangat cepat sehingga menyebabkan
perubahan yang besar terhadap sikap, kesehatan dan kepribadiannya.
Remaja adalah insan yang mencari sesuatu dalam dirinya sendiri,
kekalutan dalam menemukan titik identitas diri menyebabkan ia bagaikan
meraba gajah di dalam gelap. Seseorang yang kebetulan memegang kaki
gajah mengatakan bahwa gajah itu hanya sebesar bola, sedangkan seorang
lagi terpegang telinganya mengatakan bahwa gajah itu lembut dan lemah
seperti kelinci, begitu juga yang lain kebetulan memegang gadingnya
mengatakan bahwa gajah itu kecil dan tajam. Begitulah persepsi para
remaja dalam mengertikan kehidupan.
Remaja yang ingin melihat dirinya dalam bentuk yang utuh harus memahami
akan hakikat dirinya sendiri agar tidak menjadi seperti meraba gajah di
dalam gelap. Sesungguhnya di dalam diri insan terdiri dari unsur roh,
jasad dan nafsu. Roh merupakan sumber kehidupan yang mengatur fikiran
dan hati untuk bertanggungjawab kepada Ilahi. Jasad, berasal dari tanah
dan akhirnya akan kembali ke tempat asalnya. Begitu juga nafsu, jika
dibawa ke jalan yang lurus, maka akan luruslah kehidupan kita, namun
jika diikuti kehendaknya maka tersesatlah dalam jurang kenistaan. Hiasi
diri dan pribadi dalam menempuh kehidupan yang mungkin masih panjang.
Setiap remaja harus mempersiapkan diri sebagai khalifah Allah. Mereka
harus mempunyai tujuan dan kesungguhan sebagai insan yang taat dan
kreatif. Tujuan hidup yang tidak bertanggunjawab dengan kehendak Islam
hendaklah dinasehati ke dalam diri seorang remaja jika mereka mau
berhasil dan maju sebagai generasi yang cemerlang dan diridhoi.
Pengendalian Diri
Remaja memerlukan pengendalian diri kerana remaja belum mempunyai
pengalaman yang memadai dalam perkara ini. Masa remaja banyak menyentuh
perasaan seorang remaja sehingga menimbulkan jiwa yang sensitif dan peka
terhadap diri dan lingkungannya. Perkembangan ini ditandai dengan
cepatnya pertumbuhan alam dan seksual. Akibat dari pertumbuhan alam dan
seksual yang cepat itu maka timbullah kegoncangan dan kebingungan dalam
diri remaja, khususnya dalam memahami hubungan lain jenis.
Dari keadaan yang dihadapi remaja ini akan menimbulkan dua masalah.
Pertama dorongan seksual kerana ingin membuktikan bahawa diri telah
dewasa sehingga berakhlak yang kurang sopan di tengah masyarakat,
sehingga orang ramai menilai bahwa remaja hanya menimbulkan masalah.
Padahal ketika itu remaja sedang meraba-raba dalam mencari jatidirinya.
Kedua, mungkin juga remaja hilang kendali dalam dirinya sehingga lebih
cenderung mengikuti nafsunya itu, ataupun remaja lebih suka menyendiri
dan menutup diri.
Remaja yang merasakan bahwa alamnya sudah seperti orang dewasa sehingga
ia merasa pula harus bersikap seperti orang dewasa untuk menutup keadaan
dirinya yang sebenar harus memahami bahwa anggapannya itu hanya sekadar
imitasi atau peniruan. Untuk itu remaja harus pandai mengendalikan diri
dalam menghadapi dunia yang penuh dengan pancaroba dan gejolak ini.
Hindarilah dari hanya mengikut kehendak hati, tapi gunakanlah fikiran
agar setiap keputusan yang diambil benar-benar mengikuti citarasa ibu
bapa, masyarakat dan agama.
Rasa Kebebasan Remaja
Pada usia remaja sangat memerlukan kebebasan emosional dan mental.
Kematangan dalam bidang alam atau tubuh mendorong remaja untuk berdikari
dan bebas dalam mengambil keputusan untuk dirinya sehingga remaja
terlepas dari emosi ibu bapa dan keluarga. Ramai ibu bapa tidak memahami
keinginan yang tersimpan di dalam jiwa remaja, sehingga membatasi
sikap, keperibadian dan tindakan-tindakan mereka, dengan alasan merasa
belas kasihan dan lain-lain. Dengan cara ibu bapa sedemikian remaja
merasa dirinya tidak dipercayai oleh orang tuanya, akibatnya remaja yang
tidak memahami akan hakikat dirinya sendiri akan memberontak dan
melawan kepada kedua ibu bapa.
Remaja yang beriman akan mengerti bahwa rasa kebebasan yang timbul dari
dalam dirinya itu bukan selamanya harus dituruti, tetapi harus diatasi
dengan cara yang bijaksana. Memang betul dalam satu aspek remaja
memerlukan kebebasan untuk menentukan keputusannya, namun dari aspek
lain remaja masih memerlukan orang tua untuk membimbing dan memberi
petunjuk kepadanya. Jadi berfikirlah secara positif agar tuntutan dalam diri itu tidak mengalahkan tuntutan dan kehendak mulia
orang tua terhadap diri anaknya. Jika ini dapat diatur secara efektif
maka tidak akan timbul konflik kejiwaan dalam diri seorang remaja.
Rasa Kekeluargaan Remaja
Sebetulnya keperluan remaja terhadap kebebasan diri sendiri dan ingin
berdikari itu bertentangan dengan keperluannya untuk bergantung terhadap
ibu bapanya. Gejolak jiwa tersebut membuat remaja merasa tidak aman,
kerana dari satu aspek ia sangat memerlukan keluarganya, namun dari segi
yang lain dia ingin berdakari. Pengalaman kejiwaan semacam ini
menyebabkan remaja menjadi bingung dan tidak menentu.
Bagi remaja yang mengerti peristiwa yang sedang menimpa jiwanya dia akan
berhati-hati dalam mengambil sembarangan tindakan, sehingga ia akan
menjadi remaja yang tidak tertekan perasaan.
Rasa kekeluargaan dalam diri remaja ini bukan saja terjadi dalam
lingkungan ibu bapa dan sanak saudara, tetapi juga pada kelompok teman
seperjuangan, organisasi, dan lain-lain. Jika perasaan ini diperingati
dengan baik, maka remaja tidak akan mengalami stres dan tekanan perasaan
dan menjadikan kecenderungan jiwanya itu ke arah yang positif.
Kehidupan Sosial Remaja
Remaja sangat memerlukan agar kehadirannya diterima oleh orang-orang
yang ada dalam lingkungannya, di rumah, di sekolah ataupun dalam
masyarakat di mana ia tinggal. Rasa diterima kehadirannya oleh semua
pihak ini menyebabkan remaja merasa aman, kerana ia merasa bahwa ada
dukungan dan perhatian terhadap dirinya. Perkara ini merupakan motivasi
yang baik bagi diri remaja untuk lebih berjaya dalam menghadapi
kehidupannya.
Penerimaan masyarakat terhadap diri seseorang berperanan dalam
mewujudkan kematangan emosi. Pada umumnya remaja sangat peka terhadap
pujian dan cacian disekitarnya sehingga menyebabkan remaja mudah
tersinggung. Jika ini terjadi remaja hendaklah memahami bahwa tidak
semua manusia itu dalam keadaan serba baik, kemungkinan kehilapan yang
dilalakukan oleh masyarakat sekitar itu dapat mendorong kita lebih
matang dalam menghadapi masalah. Remaja juga harus menyedari,
kemungkinan juga cacian dan celaan itu timbul kerana kesalahan dari
pihak remaja sendiri. Bagi remaja yang beriman akan menghadapi suasana
sosial semacam ini dengan lebih tenang dan sabar, sehingga ia akan
menjadi remaja yang berhasil dan cemerlang.
Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri terhadap orang lain dan lingkungan sangat diperlukan
oleh setiap orang, terutama dalam usia remaja. Kerana pada usia ini
remaja banyak mengalami kegoncangan dan perubahan dalam dirinya. Apabila
seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri pada masa kanak-kanaknya,
maka ia dapat mengejarnya atau memperbaikinya pada usia remaja. Akan
tetapi apabila tidak dapat menyesuaikan diri pada usia remaja, maka kesempatan untuk memperbaikinya mungkin akan hilang untuk
selama-lamanya, kecuali boleh didapati melalui pengaruh pendidikan dan
latihan-latihan.
Remaja yang mampu menyesuaikan diri dengan orang lain dan
lingkungannya mempunyai ciri-ciri antara lain; suka bekerjasama dengan
orang lain, simpati, mudah akrab, disiplin dan lain-lain. Sebaliknya
bagi remaja yang tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan orang lain atau
lingkungannya mempunyai ciri-ciri; suka menonjolkan diri, menipu, suka
bermusuhan, egoistik, merendahkan orang lain, buruk sangka dan sebagainya. Jika kebetulan remaja belum mampu
menyesuaikan diri dengan cara yang lebih baik, maka berusahalah ke arah
pembinaan akhlak yang mulia, maka insya Allah suatu saat nanti kita akan
mampu. Seorang remaja jangan lekas putus asa dan patah hati dalam
menghadapi ! kehidupan ini jika ingin lebih sukses dan cemerlang di masa
akan datang.
Keyakinan Agama dan Nilai Murni Remaja
Keinginan remaja terhadap sesuatu kadang kala tidak dapat dipenuhi
kerana dihalangi oleh ketentuan agama dan adat kebiasaan di tengah
masyarakat. Pertentangan itu semakin ketara jika remaja menginginkan
sesuatu hanya menurut selera dan kehendaknya saja. Mereka berpakaian
yang tidak senonoh, menonton video lincah dan berperangai tidak manis di
pandang mata, padahal semua perbuatan ini berlawanan dengan ketentuan
agama dan nilai-nilai murni. Bagi remaja yang padai menempatkan dirinya
pada posisi yang betul maka dia akan menghindari segala keinginan yang
tercela dari kehidupannya.
Pertentangan antara keinginan remaja dengan ketentuan agama ini
menyebabkan jiwa remaja memberontak dan berusaha menepis kenyataan itu
dengan menurutkan kata hatinya.Remaja yang berakhlak mulia serta
mempunyai lingkungan keluarga yang menjalankan perintah agama, maka
perkara ini dengan mudah mereka hadapi. Namun bagi remaja yang telah
terlanjur melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan perintah agama
hendaklah berusaha memperbaiki diri agar tidak sentiasa terlena dengan
sesuatu pengaruh dan kenikmatan yang bersifat semantara itu.
Demikianlah di antara pengaruh atau gejolak jiwa yang terjadi dalam diri
seorang remaja. Semuanya memerlukan perhatian remaja dalam memahami
dirinya sendiri, serta perhatian ibu bapa agar ada saling pengertian
dalam menghadapi dan memahami seorang insan yang berstatus REMAJA. Semoga informasi tentang remaja ini berguna dalam menjaga para
remaja dan pelajar dalam menghadapi abad yang penuh dengan cabaran dan
godaan ini.
Manusia bukanlah makhluk yang pasif, hanya dengan menerima corak-corak hidup yang sudah tertata. Oleh itu setiap manusia harus mempelajari seni hidup, agar dapat mewarnakan hidup dengan seindah-indahnya. Walau apapun kehidupan ia harus diisi dengan kebaikan. Demi masa yang begitu mencakar bagi seluruh remaja untuk menangani berbagai masalah yang sering menggugat kehidupan mereka. Keseimbangan beragama dan mengisi kehidupan ini dengan cara yang terbaik hendaklah diamalkan demi kesejahteraan.
Bumi yang kita diami ini bukanlah sebuah syurga, yang selama-lamanya
aman dan damai. Ia adalah gelanggang kehidupan yang begitu mencakar dan
penuh pergolakan serta gelombang percobaan yang tidak pernah putus. Demi
masa dan kesedaran, seorang itu harus dibimbangi oleh satu sikap hidup
yang tegas dan pandangan hidup yang tabah. Firman Allah SWT., dalam menetukan arah hidup seseorang itu, yang bermaksud:
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya."(An Nisa : 136)