Dajjal dan Bangsa Yahudi
Sosok Dajjal selalu diingatkan oleh para Nabi, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Aku memperingatkan kalian untuk melawan Dajjal, dan tidak ada Nabi yang tidak memperingatkan umatnya untuk melawannya. Tapi, aku akan mengatakan sesuatu yang belum pernah diungkapkan oleh para Nabi sebelumku. Kalian harus tahu bahwa ia bermata satu. Dan Allah tidak bermata satu.”(HR. Bukhori)
HABAGET – Akhir Zaman Nabi Isa as akan Membunuh Dajjal – Dajjal bermata satu, salah satu ciri yang banyak terlihat pada saat ini. Simbol mata satu sejatinya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Seperti simbol RA yang terdapat pada artefak-artefak peninggalan mesir kuno. Simbol mata satu kini terlihat pada mata uang dollar, dan juga terserap dalam simbol-simbol ‘Freemasonry’ , ebuah perkumpulan rahasia yang ingin menguasai dunia dalam satu tatanan dunia baru. Agenda untuk mencapai satu tujuan, satu pikiran, dan satu dunia, sudah lama dilakukan oleh Raja Namruj pada masa kerajaan Babilonia. Dengan mendirikan Menara Babel. Menara babel merupakan simbol kekuatan jahat untuk menyaingi kemaha besaran Allah.
Kisah Namruj diulas dalam Al-Kitab yang jejaknya akan kembali muncul pada akhir Zaman. Pada masa Raja Philip 4, Kesatria Templar dituduh telah menyalahi ajaran kristus dengan melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis dan pemujaan terhadap ilmu sihir. Kemudian mereka ditangkap dan dieksekusi pada hari Jum’at 13 oktober 1307, sehingga dikenal bangsa Eropa sebagai ‘Black Friday’ . Karena itu sebagian orang mengkaitkan angka 13 dengan angka sial dan mengkaitkan dengan hari Jum’at ‘Friday The Thirteen’ sebagai hari yang menakutkan.
Pengikut kelompok ini masih ada hingga saat ini, mereka mempelajari ajaran Ashakabala, ilmu kuno sihir kaum yahudi kemudian menggelar berbagai ritual. Inilah kelompok yang disebut ‘Freemasonry’ yang telah mencengkramkan kukunya diberbagai bidang dunia. Merekalah para pengikut Dajjal sebagaimana disiyaratkan dalam sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
“Dajjal akan diikuti oleh 70.000 Yahudi dari kota Isfahan, mereka memakai al-Tayalisah.” (HR. Muslim)
Yahudi Isfahan adalah salah satu dari 12 suku yahudi. Mereka biasa memakai al-Tayalisah sejenis syal khas Persia. Dalam bahasa Ibrani komunitas Ibrani ini disebut Askenaz. Mereka adalah kaum Yahudi Eropa yang tinggal di Rhiemland, Jerman. Namun banyak bangsa Azkenazi bermigrasi keluar Jerman terutama ke Amerika Serikat dan Israel. Dan mereka menguasai berbagai industri terutama di industri keuangan dan hiburan. Kaum Yahudi juga banyak yang menetap di kota Isfahan kota terbesar ketiga di Iran. Menurut situs Iran online seperti dikutip Republika, orang yahudi masuk ke Iran sejak tahun 727 SM, setelah di deportasi oleh raja asy-Syiriah Babilonia.
Gelombang kedatangan Yahudi ke Persia makin besar, ketika moyang bangsa Israel ini terusir oleh raja Nebukatnezar. Para pelarian Yahudi pada masa Babilonia inilah, yang menjadi bagian dalam sejarah Persia.
Dajjal Mitos atau Fakta
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menceritakan tentang sosok menakutkan yang akan muncul menjelang hari kiamat. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Maukah Aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah disampaikan oleh seorang Nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah, membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada hakikatnya adalah neraka. Aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh memperingatkan kaumnya.” (HR. Bukhori Muslim)
Berdasarkan hadits ini, Dajjal adalah seseorang yang berasal dari bangsa manusia, matanya buta sebelah. Dalam beberapa hadits lain, digambarkan sosok Dajjal memiliki ciri khusus, pada dahinya tertulis kalimat dalam huruf Arab yaitu: “KAFARA” yang berarti Kafir. Namun tulisan ini tidak bisa dibaca oleh semua umat manusia, hanya kaum yang beriman sajalah yang mampu membacanya. Penampakan fisik Dajjal lainnya adalah bertubuh sangat besar dan berambut amat keriting.
Pada hari akhir, Dajjal merupakan ujian besar umat manusia yang beriman pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dajjal akan muncul dan akan menyatakan bahwa dirinya adalah Tuhan. Tak hanya itu, Dajjal akan membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Surga yang ditawarkan Dajjal sesungguhnya neraka di sisi Allah. Sebaliknya, neraka yang ditawarkan Dajjal adalah surga di sisi Allah. Naudzubillahi mindzalik.
Para ulama berpendapat bahwa Dajjal adalah sosok manusia seperti yang diulas didalam berbagai hadits Nabi yang derajatnya muttawakir. Bahkan Al-Qur’an telah menyebutnya secara tersirat.
“Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabbmu. Tidaklah bermanfaat lagi Iman seseorang bagi dirinya.” (QS: al-An’Am: 158)
Fitnah-Fitnah Dajjal
Bencana Dajjal sebenarnya merupakan rangkaian fitnah yang telah terjadi sejak lama. Segala finah yang terjadi pada sejarah Islam dan sejarah dunia, saling berkaitan dari zaman ke zaman, untuk mengkondisikan dunia menyambut kedatangan Dajjal. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengingatkan,
“Sungguh fitnah yang terjadi diantara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal, melainkan selamat pula darinya (Dajjal) dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini baik kecil ataupun besar, kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR. Ahmad)
Pada saat manusia lupa akan pengetahuan tentang sosok Dajjal, bahkan bila ada yang memperingatkan soal Dajjal mereka pun menertawakannya dan menganggapnya sekedar mitos atau legenda, maka menjadi pertanda kemunculan Dajjal. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Dajjal tidak akan muncul sehingga sekalian manusia telah lupa untuk mengingatnya dan sehingga para Imam tidak lagi menyebut-nyebutnya di atas mimbar-mimbar.” (HR. Ahmad)
Banyak kejadian telah dikabarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelang munculnya Dajjal, bahwa kaum muslimin akan meraih kemenangan dalam berbagai pertempuran sebagaimana hadits dalam riwayat muslim Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Kalian akan berperang melawan Jazirah Arab dan Allah berikan kemenangan kepada kalian. Kemudian memerangi Persia dan kalian pun menang. Kalian memerangi Romawi kalian pun diberikan kemenangan oleh Allah. dan kemudian kalian berperang melawan Dajjal, Allah juga memberikan kemenangan untuk kalian.” (HR. Muslim)
Apakah penaklukan ini telah terjadi seperti peristiwa pada masa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya? Ataukah peristiwa ini akan kembali terulang? Wallahu a’alam.
Sebelum Dajjal keluar, manusia tertimpa tiga panceklik yang dahsyat, sehingga mereka mengalami kelaparan. Allah memerintahkan langit di tahun pertama untuk menahan 1/3 hujan, memerintahkan bumi untuk menahan 1/3 tumbuhannya. Pada tahun kedua Allah memerintahkan langit untuk menahan 2/3 hujannya dan tanah untuk menahan 2/3 tanamannya. Selanjutnya pada tahun ketiga Allah memerintahkan langit untuk menahan semua hujannya, tak ada yang turun satu tetespun dan memerintahkan tanah untuk menahan semua tumbuh-tumbuhan.
Dajjal merupakan cobaan paling besar yang menimpa manusia di dunia, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim)
Dajjal akan diikuti oleh 70.000 kaum yahudi dan menebarkan berbagai fitnah. Ia bisa membunuh manusia kemudian menghidupkannya kembali, mendatangkan hujan dan membawa banyak harta. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengingatkan:
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air dan api. Apa yang dilihat manusia air sebenarnya adalah api yang membakar. Apa yang dilihat manusia api, sesungguhnya adalah air minum yang segar. Barangsiapa diantara kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang dilihatnya api, karena itu adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim)
Tak ada satu negeri pun di muka bumi ini kecuali yang akan didatangi dan dikuasai Dajjal. Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:
“Tidak ada satu negeripun kecuali akan didatangi (dikuasai) Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada satu celah pun di negeri tersebut, kecuali ada malaikat yang menjaganya. Kemudian Dajjal datang ke suatu daerah di luar Madinah yang tanahnya bergaram. Bergoyanglah Madinah tiga kali, Allah keluarkan dengan sebabnya, semua orang kafir dan munafiq dari Madinah.” (HR. Muslim)
Dajjal akan tinggal di bumi selama 40 hari, berdasarkan hadits an-Nawas bin Sam’an, kami bertanya,
“Ya Rasulullah, berapa lama Dajjal tinggal di bumi? Rasulullah saw menjawab, ’40 hari. Satu harinya seperti satu tahun, kemudian seperti sebulan, kemudian seperti sepekan, kemudian hari-hari lainnya seperti hari kalian sekarang.’”(HR. Muslim)
Dajjal dan Turunnya Nabi Isa a.s.
Tidak akan muncul Dajjal, kecuali setelah turunnya Imam Mahdi. Dalam berbagai hadits shahih dijelaskan pada akhir zaman Allah Ta’ala akan mengutus Khalifah yang adil, dari keturunan Rasulullah dari jalur Fathimah. Namanya Muhammad sama dengan Rasulullah, dan nama bapaknya sama dengan nama bapak Rasulullah, Abdullah. Setelah itu turunya Nabi Isa Alahis Salaam. untuk mendampingi Imam Mahdi memerangi dan menumpas Dajjal. Ada sekitar 33 hadits shahih, bahkan sebagian ahli hadits mengatakan jumlahnya sekitar 90 hadits, tentang kedatangan Nabi Isa Alahis Salaam. pada akhir zaman.
Dalam sebuah hadits nabi Isa a.s. akan turun di menara putih di Damaskus. Dalam hadits lain disebutkan ia mengenakan 2 potong baju yang dicelup ja’faran dan wash, dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas sayap-sayap 2 malaikat. Jika ia menundukkan kepalanya maka akan menetes, jika dia mengangkatnya turunlah air seperti mutiara. Maka tidak ada seorang kafir pun yang mencium aroma nafasnya kecuali dia pasti mati. Dan nafasnya tercium dari jarak sejauh pandangannya.
Saat turun, Nabi Isa mendirikan sholat bersama Imam Mahdi. Imam Mahdi kemudian berkata: “Majulah wahai ruhuallah , jadilah imam.” Nabi Isa menjawab, “Tidak. Diantara kalian ada pemimpin yang telah dimuliakan oleh Allah dalam umat ini.”
Nabi Isa akan menetap di bumi selama 40 tahun untuk menegakkan keadilan dan kemakmuran. Dan sebelum wafat, Nabi Isa akan menunaikan ibadah haji sebagaimana hadits yang disampaikan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Demi Dzat yang diriku berada ditangan-Nya, sesungguhnya Ibnu Maryam akan mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau umrah. Atau kedua-duanya dengan serentak.”(HR. Ahmad dan Muslim dari Abi Hurairah)
Nabi Isa turun ke bumi tidak membawa syariat baru tapi melanjutkan syariat Nabi Muhammad untuk menegakkan agama tauhid dan meluruskan kaumnya yang menyembahnya sebagai Tuhan. Sebagaimana dahulu Nabi Isa berkata kepada kaum Bani Israil, sebagaimana diabadikan dalam firman Allah Ta’ala:
“Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam. Padahal Al-Masih (sendiri) berkata: “Wahai Bani Israil, sembahlah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan Allah), maka sungguh Allah mengharamkan surga baginya dan tempatnya ialah di neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim itu.” (QS: al-Maidah: 72)
Risalah Tauhid Nabi Isa a.s.
Nabi Isa Alahis Salaam diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada kaum Bani Israil dengan membawa Risalah Tauhid sebagaimana yang telah tertulis dalam kitab Taurat dan Injil. Dalam dakwahnya, Nabi Isa mendapat perlawanan dari kaum Bani Israel. Nabi Isa difitnah berambisi menjadi raja kaum bani Israel bahkan dituduh sebagai anak Tuhan. Allah ta’ala mengisahkan kisah ini dalam al-Qur’an,
“Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?” Isa menjawab: “Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku. Dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (QS: al-Maidah: 116)
Karena pengkhianatan salah seorang muridnya, kaum Yahudi berhasil menangkap dan menyiksa Nabi Isa kemudian menyalibnya. Sementara dalam versi Islam seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an,
“Dan mereke mengaku kami sudah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam Rasul Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Tetapi (yang mereka bunuh adalah) yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak yakin bahwa yang dibunuh itu adalah Isa.” (QS: An-Nisa’: 157)
Kontroversi Penyaliban
Siapakah yang Allah serupakan wajahnya dengan Nabi Isa? Al-Qur’an tidak menjelaskan secara detail siapakah yang dimaksud dengan ayat tersebut. Kisah penyaliban dan kematian Yesus Kritus banyak ditemukan dalam kitab perjanjian baru. Peristiwa ini terjadi pada abad ke 1 Masehi, diperkirakan antara tahun 30 dan 33 M. Menurut catatan penanggalan Yahudi, Yesus mati tergantung diatas salib pada tanggal 14 Misan, beberapa jam sebelum hari paskah Yahudi pada tanggal 15 misan.
Yesus, dibunuh atas dasar perintah gubernur Pontius Pilatus gubernur provinsi Yudea bagian dari kerajaan Romawi. Sebelumnya, Yesus sempat dibawa ke pengadilan karena dituduh membuat makar akan menggulingkan kekuasaan Romawi. Namun semua tuduhan itu tak terbukti. Namun kaum Yahudi terus mendesak Raja Romawi untuk menjatuhi hukuman mati kepada Yesus karena dituduh mengaku sebagai anak Tuhan.
Selama di pengadilan, Yesus disiksa oleh para prajurit Romawi. Mereka mengayam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala Yesus. Yesus kemudian dibawa ke sebuah bukit diluar benteng Yerussalem, yang disebut tempat tengkorak atau Golgoda. Jalan yang dilalui Yesus menuju tempat penyaliban dikenal dengan ‘via dolorosa’ atau jalan kesengsaraan atau dikenal juga dengan jalan Salib. Yesus digantungkan pada kayu salib dengan dipaku kedua tangannya. Ia mulai digantung di salib pada pukul 9 pagi dan dinyatakan tewas pada pukul 3 sore.
Dalam kayu salib, ditulis kenapa Yesus dihukum mati. Tulisan itu dibuat dalam 3 bahasa; Romawi, Yunani dan Ibrani. Dalam catatan Matius tulisan itu berbunyi ‘Inilah Yesus raja orang yahudi.’ Sedangkan catatan Yohanes ‘Yesus orang Nazaref, raja orang Yahudi.’ Untuk memastikan Yesus mati, seorang prajurit Romawi menikam lambung Yesus dengan tombak.
Benarkah Yesus mati disalib? Sebuah dokumen tua dari abad ke-2, pernah ditemukan di Nakhama di Mesir yang memiliki pandangan berbeda dengan kristen konservatif. Dokumen yang disebut ‘apokaliptis preptus’ ini menyebutkan Yesus tidak mati disalib. Dalam dokumen itu disebutkan, yang disalib adalah Simon dari Kirene, yang dipaksa untuk menggantikan Yesus memikul tiang Salib. Meskipun dokumen itu diragukan otentitasnya oleh kalangan gereja.
Bagi umat Islam, Al-Qur’an tidak sekedar dokumen sejarah yang otentik tapi merupakan dokumen teologis yang wajib diyakini kebenarannya. Karena Al-Qur’an adalah firman Allah. Namun umat Islam tetap menghargai keyakinan umat lain yang berbeda. Allah Ta’ala menegaskan, dalam firmannya:
“Ingatlah ketika Allah berfirman, wahai Isa, aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku dan menyucikanmu dari orang-orang yang kafir.” (QS: Ali Imron: 55)
Para ulama berebeda pendapat mengenai kata ‘mutawaffika’ dalam ayat ini. Sebagian ulama meyakini bahwa ‘mutawaffika’ artinya mewafatkan. Artinya Nabi Isa telah wafat secara wajar, bukan disalib. Dan ruhnya diangkat oleh Allah yang bisa diartikan ruhnya dimuliakan oleh Allah. Tapi jumhur ulama berpendapat bahwa Nabi Isa diangkat oleh Allah, baik ruh maupun jasadnya sehingga hingga saat ini Nabi Isa belum wafat dan diyakini bahwa pada akhir zaman akan turun ke muka bumi ini dan salah satu misinya adalah untuk membunuh Dajjal.
Inilah kisah Dajjal dan Nabi Isa Alahis Salaam. Kisah masa depan ini tidak mungkin dipahami kecuali dengan keimanan. Berbagai fenomena dan tanda Dajjal, sejatinya sudah muncul ditengah-tengah kita. Semuanya untuk menyambut sosok Dajjal pada akhir zaman. Wallahu a’lam bishowab. [Syahida.com]